Jumat, 25 Maret 2011

Berusaha Sabar

Yap.. berusaha sabar, walaopun setiap kali menarik nafas selalu terus berusaha terucap Astagfirulloh...Astagfirulloh...tapi tiap kali itu pula uraian kesabaranku terhembus udara bersama helaan nafas, hilang terbang.Namun aku selalu berusaha kembali meraih rasa sabar itu, setiap kali aku hirup udaraMU, dengan harapan rasa sabar itu kembali mengumpul didada, membuhul imanku agar kembali kuat. Karena aku yakin, dari rasa sabar akan tercipta kedamaian, minimal untuk diriku sendiri, agar aku bisa berdamai dengan amarahku, dengan sedihku, dengan asaku, dengan airmataku, dengan segala kenistaan yang ingin aku enyahkan perlahaan..
Ya Rabb, paringi aku kesabaran yang tinggi, agar damai dihatiku senantiasa mengiringi langkahku....

*Akibat tidak bisa menahan diri dan emosi, baking pun gosooong... kue juga tau dan punya "perasaan" saat diciptakan tidak dengan hati yang damai, langsung diperingatiNYA...Astagfirulloh...

"DICUEKIN"

Gimana rasanya dicuekin? sakit..
Gimana rasanya tak dianggap? sakiit..
Bukan fisik yang sakit, tapi disini, didalam dada, rasa sakit yang membuncah, serasa ingin meledak, melalui kata yang membentuk gulungan emosi, atau hempasan nafas yang keluar dengan hembusan keras... namun bila semua itu tidak dapat dilakukan, yang keluar hanyalah tangis.. ya Tangis tertahan yang hanya dapat dilakukan dengan terisak, pelan, menggulirkan air mata satu persatu, perlahan, agar para malaikat kecil tak dapat menerka bahkan sekedar mendekat mencari tahu, ada apa gerangan sang bunda... tidak nak.. airmata ini bukan untuk dan milik kalian, ini hanya milik dan untuk bunda, karena emosi ini tidak mampu dan tidak dapat ibu tahan, biarlah bulir2 air anugrah Ilahi ini mengalir, mengantarkan dan membuang sesak yang sedari tadi ibu tahan, agar ibu bisa kembali kuat dan mampu berdiri lagi..
Kadang, aku tidak mengeri, semua telah berusaha dilakukan dengan baik, semua sudah berjalan dengan baik,dan dilalui pula dengan bauk, tapi bila khilaf itu datang, hancur semua yang telah dilewati... yang ada hanya amarah terpendam, tanpa tahu aku harus berbuat apa agar semua terlewati, kembali benar, kembali normal... Marahmu adalah DIAMMU... DIAMMU adalah marahmu...
Seandainya aku bisa ucapkan kata, "bila kau yang melakukan, aku tak bisa marah" atau sekedar kata "kamu juga pernah melakukan itu, dan aku tidak marah"........ akankah membuatmu mengoreksi diri? rasanya tidak... karena kamu selalu BENAR dan TIDAK BOLEH DISALAHKAN.......
So.. aku dicuekin...